Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar mengenal penulisan paragraf naratif dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat.
Karangan naratif adalah karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Dalam karangan naratif, kita harus bisa menghadirkan tulisan yang membawa pembaca pada petualangan seperti yang kita alami. Dengan demikian, para pembaca akan merasakan urutan waktu yang digambarkan dalam tulisan. Urutan waktu yang diisi dengan berbagai kegiatan tersebut akan menghasilkan tulisan naratif yang menarik untuk dibaca.
Kegiatan menulis karangan naratif dilakukan dengan langkahlangkah berikut.
1.Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraph naratif. Misalnya, topik kegiatan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
2.Menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa, misalnya:
Kerangka Karangan
Judul: Susur Sungai Cikapundung, Rekreasi Sekaligus Pembelajaran
1. Waktu Pelaksanaan
- kegiatan acara susur Sungai Cikapundung
- satu jam kemudian pergi ke hulu sungai
- kegiatan penyusuran
2. Konsep Acara
- tujuan acara
- peserta
3. Pelaksana
- mahasiswa Teknik Planologi 2004 ITB
4. Pelaksanaan Kegiatan
- penataan ruang di Daerah Aliran Sungai (DAS)
- membersihkan sampah
5. Kegiatan lain
- diskusi
- kegiatan lanjutan
Sebagai contoh, berikut ini adalah sebuah hasil pengembangan kerangka karangan.
''Susur Sungai Cikapundung'' KMPA–PSIK:
Rekreasi Sekaligus Pembelajaran
Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ''Susur Sungai Cikapundung'' sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.
Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ''Susur Sungai Cikapundung''. Acara ''Susur Sungai Cikapundung'' ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat). Acara ''Susur Sungai Cikapundung'' ini diikuti oleh 24 orang yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK, KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago.
Para mahasiswa Teknik Planologi 2004, mengikuti kegiatan tersebut dengan semangat menggebu. Mereka tidak menyangka bahwa dengan menyusuri sungai dapat menjadi ajang rekreasi dari rutinitas sehari–hari. Beruntung, hari itu hujan tidak turun yang dapat menyebabkan acara menjadi kacau karena menyebabkan naiknya debit air dan menambah derasnya sungai sehingga dapat membahayakan diri peserta. Selain menyusuri sungai dan melihat secara langsung kondisi Cikapundung, peserta juga diberikan wacana dan ajang diskusi yang disampaikan oleh Andre, mahasiswa Teknik Planologi 2002, mengenai konsep penataan ruang di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tetap memerhatikan lingkungan. Selain itu, peserta juga diajak untuk mengambil sampah-sampah yang mencemari Sungai Cikapundung.
Ajang diskusi ini menimbulkan banyak pertanyaan dari peserta tentang bagaimana seharusnya menata daerah sepanjang aliran sungai agar tidak merusak lingkungan dan sungai yang ada. Diharapkan dengan adanya acara ini para peserta yang ikut dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya dari Sungai Cikapundung dan apa yang terjadi dengan lingkungan di DAS Cikapundung. Selain itu, mudahmudahan para peserta dapat tergerak hatinya untuk lebih memerhatikan masalah lingkungan yang terjadi di Bandung, khususnya Sungai Cikapundung.
Setelah kurang lebih 4 jam menyusuri Sungai Cikapundung dan berbasah ria, sekitar pukul 14.20 acara menyusuri sungai tersebut selesai dan keluar di daerah Ciumbuleuit atas yang kemudian dilanjutkan dengan pawai spanduk dan poster sampai kampus.
Sumber: www.itb.ac.id
Setelah selesai menulis paragraf naratif, Anda dapat melakukan penyuntingan terhadap tulisan naratif yang telah dibuat. Kegiatan tersebut dapat Anda lakukan dengan melakukan tukar silang hasil pekerjaan bersama teman.
Dalam teks bacaan naratif "Susur Sungai Cikapundung, Rekreasi Sekaligus Pembelajaran," terdapat kalimat berikut.
... Mereka tidak menyangka bahwa dengan menyusuri sungai dapat menjadi ajang rekreasi dari rutinitas sehari-hari.
Kata yang dimiringkan (sehari-hari) termasuk kata ulang. Anda dapat menggunakan kata ulang dalam tulisan paragraf naratif yang Anda tulis. Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik baik seluruhnya maupun sebagiannya. Dalam hal ini ada yang berupa variasi fonem ataupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang.
Setiap kata ulang memiliki bentuk dasar, contohnya kata ulang berjalanjalan dibentuk dari kata dasar berjalan. Adapun kata sia-sia, alun-alun, mondar-mandir, dan compang-camping tidak digolongkan kata ulang karena sebenarnya tidak ada satuan yang diulang.
1. Cara menentukan bentuk dasar kata ulang
a.Sebagian kata ulang dengan mudah dapat ditentukan bentuk dasarnya misalnya, rumah-rumah bentuk dasarnya rumah.
b.Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata. Misalnya, bentuk dasar kata ulang benda menjadi kata benda. contoh: sekolah sekolah-sekolah
c.Bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Misalnya, bentuk ulang memperkata- katakan bentuk dasarnya memperkatakan bukan memperkata.
2. Macam-macam pengulangan
a.Pengulangan seluruh, yaitu pengulangan bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, misalnya: buku buku-buku
b.Pengulangan sebagian, yaitu pengulangan bentuk dasarnya secara sebagian, misalnya: membaca membaca-baca
Ditarik ditarik-tarik
Berjalan berjalan-jalan
Berlarian berlari-larian
c.Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Dalam golongan ini, bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, misalnya menghubung-hubungkan, memata-matai.
d.Pengulangan dengan perubahan fonem misalnya:
gerak gerak-gerik
lauk lauk-pauk
sayur sayur-mayur
Uji Materi
1.Buatlah karangan naratif berdasarkan situasi berikut. Anda dapat memilih salah satu tema karangan naratif yang menarik.
a.Ceritakanlah kisah aktivitas keseharian Anda dari mulai bangun tidur hingga kembali tidur. Cantumkan waktuwaktu kegiatan yang Anda jalani.
b.Anda pernah berprestasi? Ceritakan bagaimana Anda meraih prestasi tersebut secara runut. Misalnya, grup band Anda menjuarai lomba band antarsekolah. Ceritakanlah awal terbentuknya band tersebut, waktu latihan yang dilakukan, persiapan Anda mengikuti lomba, sampai penampilan grup band dan saat menjuarai lomba.
2.Buatlah kerangka karangan sebelum Anda menulis karangan naratif tersebut.
3.Tukarkan pekerjaan tersebut dengan pekerjaan teman-teman Anda.
4.Lakukanlah penilaian terhadap isi tulisan paragraf naratif tersebut dengan tabel penilaian berikut.
5.
Penilaian Kegiatan menulis Karangan Naratif
No Hal yang Dinilai Penilaian
Rentang Nilai Nilai
a.Kesesuaian isi dengan tema
b.Tulisan mengandung pola paragraf naratif
c.Penggunaan bahasa yang runtut dan jelas
d.Penggunaan ejaan yang baik dan benar
Jumlah Total
6.Selain itu, lakukan pula penyuntingan terhadap naskah yang ditulis teman.
7.Perlihatkan pekerjaan tersebut kepada guru Anda untuk dinilai.
Rangkuman
1.Kegiatan menceritakan pengalaman kepada orang lain merupakan kegiatan yang dapat melatih kita berbicara dengan baik dan benar. Dalam hal ini, Anda dapat menceritakan pengalaman kegiatan yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman tersebut dapat berupa hal yang menyenangkan ataupun menyedihkan.
2.Salah satu bahan menceritakan pengalaman adalah melalui buku harian. Dalam buku harian, Anda dapat menuliskan hal-hal unik atau menyenangkan yang pernah dialami. Setelah itu, Anda dapat meceritakannya kepada teman-teman.
3.Pengalaman yang pernah Anda alami dapat dituliskan dalam bentuk karangan naratif. Karangan ini memiliki ciri utama adanya urutan peristiwa. Dalam karangan naratif, Anda dapat menceritakan secara berurutan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
Pengalaman yang diceritakan kepada orang lain tentunya dapat lebih melatih kemampuan berbicara Anda. Pemahaman ataupun ketertarikan orang lain terhadap pengalaman yang diceritakan ditentukan oleh gaya Anda berbicara. Secara tidak langsung, hal ini akan melatih Anda berbicara di hadapan umum. Hal ini akan berguna jika suatu waktu Anda menjadi pembicara, ahli pidato, bahkan aktor. Adapun kegiatan menulis paragraf naratif dapat melatih Anda menulis dengan gaya bahasa penceritaan yang runut. Dengan demikian, suatu waktu Anda bisa menjadi penulis atau pengarang yang hebat.
thx buat infonya...!!
BalasHapus